Minggu, 29 Mei 2011

Takhayul dan Tabu Seputar Kehamilan

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
(News Today) - Carla Bruni menolak mengonfirmasi kehamilannya. Alasan yang dilontarkannya saat menjawab pertanyaan wartawan tentu merupakan jawaban diplomatis. Sebagai perempuan yang sedang berbahagia seperti dia, keinginan untuk bercerita pasti sangat kuat.

"Kalau Anda mengizinkan, lebih baik saya tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai keluarga saya," kata mantan kekasih Mick Jagger dan Eric Clapton ini. "Saya ingin berbicara kepada Anda antarperempuan tentang kehidupan keluarga saya dan mimpi-mimpi pribadi saya. Tetapi, untuk hal ini, saya akan diam saja. Bukan karena saya arogan atau karena saya merahasiakan sesuatu, saya menutup mulut untuk melindungi sesuatu."

Hal yang sama terjadi pada Mariah Carey, yang tubuhnya membesar beberapa kali lipat sejak pertengahan tahun lalu. Namun, ia tidak segera mengonfirmasi semua berita yang beredar mengenai kehamilannya. "Saya menghargai doa-doa semua orang. Tetapi, saya sangat percaya takhayul. Kalau waktunya sudah tepat, semua orang akan tahu, termasuk humas saya, Cindi Berger," ujar istri Nick Cannon ini, Agustus 2010.

Bagi sebagian perempuan, membicarakan kehamilan memang tabu, khususnya bila usia kehamilan masih muda. Misalnya, kita tidak akan memberitakan kehamilan bila usia kandungan belum tiga bulan. Alasannya, karena sebelum tiga bulan, banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Misalnya, kandungan yang lemah sehingga rentan keguguran. Atau, tidak membeli pakaian bayi sebelum usia kehamilan menginjak tujuh bulan.

Artinya, ada alasan-alasan yang masuk akal mengenai ketidakinginan menceritakan kehamilan tersebut. Dasarnya karena ketidakpastian mengenai kondisi kehamilan seseorang. Meski teknologi kedokteran sudah sedemikian maju, masih banyak kisah mengenai perempuan yang kehilangan bayinya saat melahirkan dengan penyebab yang tak terduga. Siapa yang bisa memahami rasa kehilangan seorang ibu akan bayinya kecuali perempuan itu sendiri? Ada rasa kecewa dan bersalah karena kita tidak bisa memegang kontrol sepenuhnya mengenai kehamilan tersebut.

Meskipun begitu, banyak pula rasa enggan membeberkan kehamilan yang disebabkan keyakinan akan takhayul. Takhayul seperti ini lebih merupakan tradisi budaya untuk menghindari bad luck. Dan, boleh percaya boleh tidak, perempuan di dunia Barat pun masih memercayai takhayul seperti ini.

Kate Hudson, misalnya, mengaku kepada Matt Lauer di Today Show bahwa untuk mengetahui jenis kelamin bayinya ia menggunakan tes pendulum. Caranya, dengan menggunakan cincin dan kunci di rambutnya yang diayunkan di atas perutnya. Padahal, dengan mudah ia bisa mengetahui jenis kelamin bayinya dari pemeriksaan USG, bukan?

Jangan tanya Natalie Portman apa warna yang dipilihnya untuk kamar bayinya. Aktris Terbaik di Oscar 2011 ini bilang, terlalu cepat bila harus merencanakan kedatangan bayi di rumah. "Saya sangat percaya takhayul," ujar tunangan koreografer Perancis, Benjamin Millepied, ini. "Saya ini Yahudi banget. Kami tidak melakukan hal seperti itu."

Masih banyak takhayul yang dipercaya oleh masyarakat di berbagai belahan dunia lain. Di Guyana, bayi diyakini akan bermata juling bila ibunya memakai sepatu berhak tinggi saat hamil. Di China, bayi akan memiliki bibir sumbing jika ibunya makan daging kelinci. Di Meksiko, bayi berbibir sumbing disebabkan si ibu menatap bulan purnama saat hamil. Namun, di Eropa, perempuan yang merahasiakan kehamilannya justru akan melahirkan bayi yang mengalami gangguan pendengaran.

Pada kenyataannya, kekhawatiran akan segala yang tabu dan takhayul itu hanya akan membuat ibu hamil menjadi stres. Pada tahun 2007, badan amal untuk bayi, Tommy's, mengungkapkan bahwa hampir 90 persen ibu hamil mengalami stres yang didorong oleh berbagai sebab. Ada sejumlah topik yang tabu, yang tidak dapat mereka ungkapkan kepada orang lain. Antara lain seputar keuangan, makanan, tekanan pekerjaan, dan hubungan dengan pasangan. Selain itu juga ketakutan akan mengalami depresi pasca-persalinan, tidak mencintai anak atau bahkan tidak menginginkannya, serta tidak ingin berhubungan seks lagi.

Menurut Andrew Shennan, profesor bidang kebidanan dan kandungan di Tommy's, menyebarnya kekhawatiran akan hal yang tabu ini mengejutkan dan bisa memberikan pengaruh yang serius. "Kekhawatiran yang parah selama kehamilan bisa menyebabkan perkembangan depresi prenatal, yang bisa mengganggu kesehatan ibu dan bayinya. Sangat penting bagi kita untuk meyakinkan kaum perempuan, tidak salah kalau merasa bingung dan tidak yakin selama kehamilan," katanya kepada The Guardian.

Dalam berbagai kasus, hampir setiap ibu hamil akan mengkhawatirkan hal yang sama. Sebenarnya, ini perasaan yang normal. Namun, lebih penting lagi bila ibu hamil mengambil tindakan untuk mengurangi tingkat stresnya. Soalnya, tingkat stres yang tinggi justru akan membatasi perkembangan janin di dalam kandungan. Stres yang terjadi saat terjadi pembuahan dan pada kehamilan awal juga meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Source : kompas

noreply@blogger.com (News Today) 30 May, 2011


--
Source: http://www.newsterupdate.com/2011/05/takhayul-dan-tabu-seputar-kehamilan.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar