Kamis, 02 Juni 2011

Sel Mewah untuk si Jagal Bosnia

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Den Haag (News Today) - Ketika si Jagal Bosnia, Ratko Mladic, tiba di penjara Scheveningen untuk para penjahat perang di Den Haag, Belanda, dia bergabung dengan sejumlah orang yang dituduh sebagai pembunuh massal lainnya.

Berlokasi tak jauh dari pantai, penjara Scheveningen sudah menjadi rumah bagi kolega Mladic, mantan panglima militer Serbia Radovan Karadzic yang kini sedang diadili. Narapidana lainnya antara lain Charles Taylor, mantan presiden Liberia yang didakwa melakukan pembunuhan, pemerkosaan, dan perbudakan seksual saat dia berusaha mengendalikan tambang-tambang berlian Sierra Leone. Juga Thomas Lubanga, mantan panglima perang Kongo yang didakwa merekrut anak-anak untuk dijadikan tentara.

Mladic, bekas pemimpin militer Serbia Bosnia, tiba di Den Haag, Selasa (31/5/2011), untuk menghadapi tuduhan genosida dan kejahatan perang setelah hampir 16 tahun dalam pelarian.

Meskipun menjadi rumah tahanan bagi para pelaku genosida, penjara Scheveningen tergolong mewah. Sebutannya saja "Hilton Den Haag". Penjara ini dibangun di samping sebuah penjara tua tempat para pejuang Belanda dipenjara oleh Nazi.

Lokasinya hanya 2 kilometer dari pantai, tempat para pengembang top Belanda membangun properti mahal dengan pemandangan ke arah laut yang indah.

Setiap tahanan ditempatkan di sebuah sel berukuran 10 meter persegi. Mereka tidak berbagi kamar dan harus tinggal di kamar itu dari pukul 21.00 malam hingga 07.30 pagi. Selama itu mereka bisa menikmati siaran televisi, membaca, atau mempelajari kasus masing-masing.

Setiap sel dilengkapi tempat tidur, rak buku, lemari, toilet, dan wastafel. Pesawat telepon disediakan, meskipun harus melalui pengawasan petugas. Tahanan juga bisa menggunakan komputer untuk mempelajari kasus, namun mereka tidak bisa mengakses internet ataupun surat elektronik (e-mail).

Para tahanan mendapat kesempatan bergaul dengan tahanan lain pada siang hari. Pakaian mereka bebas, bukan seragam tahanan.

Namun di sayap yang tempat tokoh eks Yugoslavia ditahan, politik dan kasus hukum menjadi bahan obrolan tabu. "Ada aturan ketat di rumah tahanan ini, pembicaraan soal politik atau kasus tidak diperbolehkan," kata Sefer Halilovic, mantan jenderal Muslim Bosnia yang menjadi tersangka pembunuhan warga sipil Kroasia seama 1992-1995. Mahkamah Internasional akhirnya membebaskannya dari segala tuduhan.

Media Serbia melaporkan, meskipun mereka saling berbeda pandangan politik, para tahanan yang berseberangan pada perang Balkan 1992-1995, biasa berkumpul selama perayaan keagamaan . Mereka bahkan saling bertukar hadiah.

"Perang memang memisahkan kami dan Den Haag yang menyatukan kami kembali," tulis Halilovic dalam bukunya.

Obrolan antartahanan biasanya berkisar tentang makanan, keluarga, dan kesehatan, antara lain sulitnya mereka mendapat akses ke dokter gigi setempat.

Meskipun lebih mewah ketimbang penjara pada umumnya, banyak tahanan yang mengeluhkan makanan. Misalnya, sayuran dimasak tetapi masih renyah dan tidak semua orang menyukainya. Meskipun demikian, tahanan boleh menyerahkan daftar belanja dan menyiapkan makanan sendiri.

"Makanannya tidak seperti yang biasa kami makan di Balkan. Sayurannya tidak cukup matang dan porsinya terlalu kecil jadi kami harus membeli makanan sendiri," kata Halilovic. Namun kesulitan utama adalah memeriksakan diri ke dokter gigi. Hanya ada satu dokter gigi untuk semua tahanan sehingga daftar tunggunya sangat panjang.

Namun semewah apapun, kata Halilovic, "Tetap saja penjara."

Sementara itu, Mladic yang menurut pengacaranya mengalami masalah kesehatan, tampaknya bakal mendapat akses kesehatan yang lebih mudah. Pengadilan kejahatan perang tentu tidak ingin seorang tahanan top mereka meninggal dalam tahanan di Den Haag.

Hal itu pernah terjadi pada Slobodan Milosevic, terdakwa genosida dan kejahatan perang lain di Kroasia, Bosnia, dan Kosovo. Milosevic meninggal pada 11 Maret 2006, beberapa bulan sebelum vonis untuknya dijatuhkan.

Juru bicara pengadilan, Nerma Jelacic, menjanjikan Mladic akan menjalani pemeriksaan kesehatan bila dia tiba di Scheveningen. "Para tahanan boleh menggunakan fasilitas kesehatan penjara, namun bila mereka memiliki masalah kesehatan yang serius, kami bisa menggunakan rumah sakit penjara lain atau rumah sakit umum," jelas Jelacic.

Source : kompas

noreply@blogger.com (News Today) 03 Jun, 2011


--
Source: http://www.newsterupdate.com/2011/06/sel-mewah-untuk-si-jagal-bosnia.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar